March 28, 2023

Cara Pola Hidup Sehat Agar Awet Muda

Tips Hidup Sehat Supaya Awet Muda

7 tingkatan nafsu dan penuturannya oleh banyak Pakar dan Langkah Menundukkannya

5 min read

Tiap-tiap manusia pastinya miliki nafsu sebagai dasar atas semua pekerjaan atau tindakan yang dilaksanakannya, entahlah itu tindakan baik atau tingkah laku jelek seperti bahaya nafsu dalam keyakinan reliji. Nafsu sering kali sebagai dengan semua yang jelek seperti emosi atau keinginan yang terjalin dengan seksual, sebetulnya nafsu itu sangat luas serta mencangkup soal. Nach teman dekat, buat mendalaminya selanjutnya, baca pembahasan berikut tentang Type Nafsu dalam keyakinan reliji bersama-sama penuturannya.

 

Imam al-Ghazali bercakap, dalam melaksanakan ibadah ke Allah Swt, ‘abid (orang yang ibadah) direpotkan oleh pencegah-penghalang yang terdiri dari 4 ragam, yakni dunia, makhluk, setan serta nafsu.

 

Dia mengatakan kalau ‘abid harus menyingkirkan penghambat-penghalang itu dari dianya sendiri lewat cara apapun, agar hingga sampai ke artinya.

 

Di antara model yang diberi al-Ghazali buat hilangkan pencegah itu ialah secara zuhud dalam dunia, menyingkirkan diri dari makhluk, memusuhi setan serta kalahkan nafsu.

 

Tapi al-Ghazali mengaku kalau nafsu adalah yang terberat dan sangat luar biasa dari lainnya.

 

Dia tak dapat ditaklukkan dengan 1 kali saja.

 

Maka dari itu, memerlukan trick khusus yang bisa menundukkan nafsu lebih gampang. Cara merupakan akal siasat yang menjumpai jalan keluar bagus buat keluar persoalan yang susah dengan tidak susah.

 

Hadapi kendala yang berat seperti nafsu seharusnya memakai trick yang tepat. Nafsu itu ibarat lawan dalam selimut, yang paling susah dimusnahkan, sebab dia ada pada diri kita.

 

Tidak sama dengan 3 pencegah yang lainnya, semua ada dalam luar kita. Oleh karena itu, al-Ghazali mengaku kalau nafsu yakni yang paling hebat dari 4 jenis pencegah beribadah itu.

 

Tetapi sebelumnya mencari lebih jauh, mesti terang lebih dahulu berkenaan pokok nafsu yang ditujukan di sini.

 

Inti nafsu yang bertujuan di sini ialah satu elemen atau akar yang ada di manusia yang bawa terhadap kuat berang dan kuat syahwat.

 

Dalam bahasa lain, kerap disebutkan dengan makna nafsu kemarahan. Nafsu dengan artian itu merupakan tak akan balik dan menjauhi Allah Swt, lantaran dia adalah tentara setan.

 

Ciri nafsu

 

Kenalilah, nafsu itu ada tujuh jenis kalau disaksikan dari segi karakternya.

 

Tetapi dari segi keberadaannya, nafsu itu masih tetap cuman satu saja.

 

Pertama, nafsu kemurkaan, adalah nafsu yang selalu memajukan manusia terhadap terburukan atau kemaksiatan.

 

Ke-2 , nafsu lawwamah, adalah nafsu yang telah jalankan perintah Allah serta menghindari dari larangannya, tetapi masih ada banyak terjatuh dalam kelakuan maksiat, maka membuat terus menyesali diri.

 

Ke-3 , nafsu mulhamah, ialah nafsu yang udah mengetahui kotoran-kotoran yang lembut seperti riya, ujub, tinggi hati, dengki, cinta dunia, dan seterusnya dari beberapa penyakit batin, tetapi dia tidak bisa membebaskan diri dari kotoran-kotoran lembut itu.

 

Ke-4, nafsu muthmainnah, adalah nafsu yang udah bersih dari kotoran-kotoran lembut serta sudah ganti karakter-sifat tercelanya jadi pembawaan-sifat terpuji, telah beradab dengan perilaku Allah yang jamaliyah berwujud cinta-kasih, kurang kuat halus, kemuliaan, dan seterusnya.

 

Di sini awalnya satu orang sampai terhadap Allah, namun dia tetap belum bersih dari kotoran-kotoran yang lembut sekali seperti syirik khafi serta cinta jadi pimpinan.

 

Ke-5, nafsu radhiyah ialah nafsu yang sudah tiba maqam fana, namun dia sekarang masih memandang diri udah fana sehingga bisa membawa pada riya.

 

Ke enam, nafsu mardhiyyah ialah nafsu yang sudah fana dari fana serta udah terbenam dalam lautan tauhid.

 

Serta, ke-7 , nafsu kamilah, adalah nafsu yang udah prima (kamil).

 

Berdasar pengelompokan nafsu itu, nafsu yang wajib ditundukkan merupakan nafsu kemarahan, lawwamah, serta mulhamah.

 

Tiga nafsu itu tidak masuk di panggilan Allah Swt.

 

Hal demikian mengindikasikan kalau tiga nafsu itu masihlah jauh dengan Allah, maka belum memperoleh panggilan-Nya.

 

Dalam ayat itu, Allah cuman panggil nafsu muthmainnah, radhiyah, mardhiyyah, dan nafsu kamilah. Sebab itu, tiga nafsu itu harus ditaklukkan biar memperoleh panggilan Allah Swt dan jadi orang yang sukses dunia dan akhirat.

 

Ditambah lagi dalam bulan puasa, bulan yang penuh keistimewaan serta keutamaan dari Allah Swt

 

Bulan ini sebagai bulan beribadah yang berlipat-lipat pahalanya buat orang yang melaksanakan beribadah. Sebagaiman dipahami jika dalam bulan puasa itu setan dibelenggu, tetapi nafsu tetap pada diri manusia.

 

Nafsu itu yang membuat beberapa orang yang berpuasa tidak sukses atau mungkin tidak prima. Karena itu, kewajiban untuk orang yang berpuasa taklukkan nafsu jahat itu biar dia dapat melalui bulan puasa dengan bagus.

 

Kalahkan nafsu

 

Taklukkan nafsu bukan persoalan simpel seperti dijelaskan oleh Imam al-Ghazali.

 

Memerlukan strategi pribadi buat menaklukkan nafsu itu, di mana strategi itu udah andal pada beberapa orang sufi dalam jihad mereka kuasai nafsu. Contoh Anda bisa menundukkan nafsu lawwamah melalui langkah menyudahi pujaan hatian serta memulai menghalalkan status itu, walaupun cuma lewat nikah siri oleh ustadz.

 

Antaranya cara yang sudah disketsakan oleh Ibnu Athaillah dalam kitabnya al-Hikam. Ibnu Athaillah ialah termasuk ulama yang produktif. Banyak kreasi yang sudah dibuatnya, dalam bagian tasawuf, ijtihad, akidah, hadis, nahwu, serta kritikan fikih.

 

Mengenai kiat taklukkan nafsu yang diberi oleh Ibnu Athaillah dalam kitab al-Hikam merupakan dengan langkah mengetahui nafsu terlebih dahulu.

 

Mengetahui ajakan nafsu yaitu dengan langkah memperbandingkan di antara ajakan nafsu dengan ajakan Allah.

 

Ibnu Athaillah bercakap, “Jikalau ada dua soal yang tidak terang untukmu, lihatlah mana antara ke-2 nya yang terberat untuk nafsu, lalu ikuti dia karena tidak berasa berat untuk nafsu terkecuali suatu hal yang betul.”

 

Dari kalam makna itu tampak ketidakcocokan di antara ajakan Allah dengan ajakan nafsu. Ajakan Allah ialah yang lebih berat dilakukan, sementara itu ajakan nafsu lebih gampang dilakukan.

 

Dalam pekerjaan keseharian, kita terus dililit oleh dua soal yang kabur buat kita, apa melaksanakannya atau matikannya.

 

Contoh, melakukan shalat berjemaah di awal waktu, dengan lakukan shalat sendiri di akhir waktu.

 

Kerjakan shalat berjemaah di awalan waktu begitu berat untuk nafsu, lantaran menggangu kesantaiannya, kelalaiannya dan kesenangan atau kesibukan duniawinya. Karenanya, ikuti ajakan Allah serta palingkan diri kamu dari ajakan nafsu itu dengan berani.

 

Ajakan nafsu bukan cuma pada yang pasti terbalik dengan syariat, tetapi kadang ada juga dalam beribadah yang susah dikenal oleh umum manusia.

 

Dalam perihal tersebut, Ibnu Athaillah bercakap, “Antara tandanya ikuti udara nafsu ialah segera kerjakan ibadah sunah, tapi malas menepati ibadah penting”.

 

Banyak orang-orang malas serta berat mengerjakan sejumlah amalan harus sebab umum manusia melakukan, karena itu nafsu berasa tidak ada suatu hal yang lebih yang berbeda dengan yang lain untuk memperoleh aplaus.

 

Karena itu, cara taklukkan nafsu merupakan mengikut yang lebih berat dilakukan, serta beralih dengan berani dari yang lebih gampang dijalankan.

 

Mengutamakan yang semakin makin kuat hukumnya dari yang lebih mudah hukumnya kendati banyak keistimewaannya. Karenanya silahkan dalam bulan puasa ini, kita gunakan trick itu untuk kalahkan nafsu, supaya selesai puasa kita masuk ke panggilan Allah Swt, seperti dijelaskan.

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.